Kamis, 06 Maret 2014



KESUCIAN CINTA DI BULAN RAMADHAN

     Sudah sembilan hari puasa dibulan suci Ramadhan ini di jalani oleh Nia. Sepulang dari kota Malang, tempat dia menempuh pendidikan S1 di salah satu Perguruan Tinggi. Dia selalu tidak bisa untuk berlama – lama berdiam diri dirumah, hanya menemani adik – adiknya belajar itu tak cukup untuk menghabiskan waktu liburnya di rumah. Salah satu pabrik kue lebaran yang dulu pernah di singgahinya ketika liburan, telah memanggilnya kembali untuk bekerja disana. Lumayan itung – itung bisa nambah buat uang tambungan. Dengan seijin kedua orang tuanya Nia berangkat dengan di antar oleh adiknya yang kala itu adiknya juga PSG di salah satu toko tekstil di kota Genteng. Bertemulah Nia dengan pegawai – pegawai yang tak asing lagi dengannya. Para pegawai yang umumnya para ibu – ibu rumah tangga dan para janda – janda yang tidak memiliki pekerjaan tetap telah bekerja dengan pemilik pabrik kue tersebut.
    Tahun lalu kala nia masih menjadi pekerja pemula, dia sering diajari oleh para senior – seniornya. Meski terkadang menjengkelkan tapi nia sadar kalau semua ini membutuhkan proses. Semua ini nia kerjakan supaya tidak menganggur selama liburan dan bisa membantu kedua orang tuanya di rumah. Sebenarnya nia memiliki pacar, namanya Mawan. Dia adalah kakak kelas nia sewaktu SMP. Sejak nia SMP hingga SMA nia tidak pernah berpacaran dengan cowok – cowok di sekolahnya, padahal kala itu banyak yang pengen menjadi pacar nia. Mungkin karena nia baik, supel, cuek, periang, dan selalu memberikan kesan baik di antara teman – temannya. Entah karena apa, dulu nia juga tidak mengenal seorang mawan. Tapi di suatu pertemuan nia di kenalkan oleh senior nia juga dan dia mengenal seorang mawan di acara tersebut. Hanya karena mereka memiliki selera music yang sama mereka saling berbincang – bincang dan saling bertukar nomor HP. Seringnya kirim SMS, bertukar kata – kata lucu, dan tukar gambar animasi membuat mereka berdua semakin dekat dan kenal satu sama lain.
     Kedekatan nia dan mawan sangatlah lama,tapi mawan belum berani menyatakan cinta kepada nia. Tepat satu tahun dan nia sudah duduk di kelas XI SMA, mawan juga belum menyatakan kalau mawan pengen deket terus dengannya. Sampai suatu ketika nia pernah di tembak oleh salah satu teman Osisnya. Dia sudah lama memendam rasa yang mungkin kelas XI adalah waktu yang tepat buatnya untuk menyatakan suka kepadanya. Sepulang sekolah setelah rapat osis si ahmad memberanikan diri menunggu nia. Beraninya dia , dia langsung bilang kalu dia suka kepada nia. Nia sontak terkejut akan tingkah ahmad. Dia tertawa terbahak- bahak, mengira kalau ahmad bercanda . tapi ahmad menatap mata nia dengan serius meminta jawaban akan perasaannya kepada nia. Terdiam sebentar dan niapun menatap balik mata ahmad. Dia memberikan jawaban langsung kalau nia tidak bisa untuk pacaran dengan ahmad. Karena nis sudah menganggapnya seperti saudara dan sudah lama sekali mereka bersahabat.
     Kisah nia memang tidak berhenti sampai disini. Kenapa nia memutuskan tidak dengan ahmad, karena nia penasaran dengan mawan yang tak kunjung menyatakan rasa sukanya kepadanya. Nia tau kalau mawan suka dan saying dengannya, tapi nia juga bingung akan perasaannya kala itu. Dia tidak pernah mengalami perasaan seperti itu. Gejolak yang tiada tara. Dan apa yang nia tunggu datang ketika bulan februari, tepatnya ketika tanggal 14 februari, tanggal dimana semua orang menamainya dengan tanggal kasih saying. Padahal setiap hari itu juga tanggal penuh dengan kasih sayang, right!?. Hahaha. Iya, benar mawan mendatangi rumah nia , datang setelah sholat maghrib . dia tampak gugup ketika bertemu orangtua nia. Nia menyambutnya dengan senyuman manis di bibirnya, mempersilahkan duduk dan berbincang – bincang dengan mawan yang selalu ada cerita tentang kekonyolannya di sekolah.
     Mungkin mawan memang cowok yang mengikuti model menyatakan suka ala orang itali, habisnya sebelum dia pulang dia emberikan sebungkus coklat kepada nia, nia menerimanya dan mengantarkan mawan kedepan. Sepulangnya mawan nia langsung masuk kedalam kamar, penasaran dengan sebungkus coklat yang diberikan oleh mawan kepadanya. Dia terdiam dan bismillah membuka bungkus coklat  yang di bungkus rapi dengan hiasan pita warna pink di luarnya. Ehhhhhh, ketika dibuka, SURPRISE!!! Terkejutnya si nia melihat balik bungkus coklat itu, sepenggal surat yang menempel di bungkusnya. Mewakili perasaan si mawan kepada nia. Pipi yang langsung merona dan senyuman manis terpaut di muka nia yang polo situ. Dia bingung, bercampur senang karena selama ini perasaannya dengan mawan ternyata sama. Tapi dia bingung  bagaimana nia menjawab perasaannya kepada mawan. Setelah dua hari tak membalas sms mawan, nia memutuskan menelfon mawan dan bilang kalu dia juga menyukai mawan.
    Setelah satu setengah tahun lebih mereka dekat kini mereka resmi berpacaran. Pacaran yang mungkin tidak pernah di alami oleh banyak anak – anak baru gede alias ABG. Soalnya nia tidak berani untuk bilang ke orang tuanya kalau dia pacaran dengan kakak kelasnya, dan ternyata mereka tinggal satu desa Cuma berbeda dusun. Wah..deket donk, kayak lagunya “ pacarku memang dekat, lima langkah langsung nyampek” haha, just kidding reader!. Memang sih rumah mereka dekat, tapi justru karena deketnya mereka sampek jarang banget bertemu langsung. Hanya lewat hape saja mereka merasa deket. Dan kalau memang memungkinkan nia untuk bertemu kadang  hanya janjian untuk lewat di depan took dan merekahanya papasan untuk melepas kangen. Aneh kan. Tapi itulah gaya pacaran nia dan mawan.
     Sekarang nia sudah kelas XII, di jurusan IPA dan semakin banyak materi serta latihan – latihan soal yang harus nia kerjakan untuk menghadapi ujian nasional. Sempat juga hubungannnya dengan mawan terpending karena focusnya nia dengan sekolah. Tapi mawan selalu mendukung nia, selama pacaran mawan juga berprinsip, tidak bakal mengganggu sekolah nia.  Wah pacar yang baik bukan!?. Terkadang nia juga merasa kalau dirinya tidak bisa menjadi pacar yang seperti cewek – cewek lainnya. Soalnya nia lebih focus dengan sekolahnya juga. Dia pengen melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Tentunya mawan mendukung semua. Dan sampailah nia di penantian pengumuman ujian nasional, berdo’a dan berharap yang terbaik untuk perjuangannya selama tiga tahun. Amplop yang dia terima bertuliskan “ Selamat Anda LULUS” senangnya, dan berita bahagia itu nia kasihkan ke kedua  orang tuanya. Tidak lupa dengan cowoknya yang selalu mendukungnya mawan.
     Mawan sudah lulus dua tahun lebih awal dari nia, tapi dia tidak langsung melanjutkan kuliah, dia memutuskan untuk bekerja di salah satu took perabot yang lumayan besar. Selama satu setengah tahun dia bekerja disana. Uangnya dia tabung untuk menambah tabungan untuk kuliahnya. Setelah nia lulus, nia memutuskan untuk kuliah. Sebenarnya orang tua nia juga tidak memiliki cukup banyak uang untuk nia berangkat ke Malang, mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Tapi nia sudah memiliki tekad dan dia sudah memutuskan untuk mengambil jenjang pendidikannya di kota Apel itu. Awalnya nia memutuskan untuk tidak memeberitahukan berita bahagia ini kepada mawan, tapi ternyata mawan sudah tau berita tentang keputusan nia untuk melanjutkan sekolahnya di Malang. Senang bercampur sedih, mereka pacaran sudah ada satu setengah tahun. Kini nia akan pergi ke malang, dekat saja jarang banget ketemu. Apa lagi jauh? Dalam hati mawan terdiam.
     Keputusan nia memang sangat besar, harapan dari kedua orang tuanya, adik – adiknya juga mendukung nia. Dia pengen menjadi seorang wanita yang bisa membantu dan membahagiakan kedua orang tuanya. Karena dia juga adalah anak pertama dari lima bersaudara. Itulah yang membuat nia selalu pengen mandiri. Berangkat ke kota Malang dengan di temani boneka yang diberikan mawan kepadanya, dan kereta api yang mengantarkan perjalanan nia ke kota Apel itu tidak luput bapak dan mawan yang mengantarkannya pula. Tapi, mawan jauh dari bapak nia, dia ada di dekat kerumunan pengantar lainnya. Karena mawan takut kalau bapaknya nia tahu keberadaannya membuat nia akan khawatir akan hubungan mereka. Dengan restu kedua orang tua, nia berangkat ke kota apel.
     Selama nia di Malang ternyata mawan juga memutuskan untuk melanjutkan studynya di Banyuwangi, dia mengambil prodi Tekhnik mesin, dan nia mengambil prodi keguruan, bahasa inggris . mereka berdua tetap berhubungan baik, meski sebenarnya orang tua nia tidak mensetujui hubungan mereka untuk berpacaran. Mungkin kedua orangutua nia tahu kalau nia berpacaran dengan mawan akan membuat nia tidak focus dengan kuliah nia, tapi selama dua tahun terakhir ini nia lancar menjalankan studynya. Semua terbukti dari apa yang dia kerjakan. Begitupun dengan mawan, di samping dia kuliah dia juga membantu orang tuanya menjalankan bisnis kue tradisional di rumahnya. Mereka berdua adaah sama – sama anak pertama, kalau nia anak pertama dari lima bersaudara sedangkan mawan anak pertama dari dua bersaudara. Mereka menjalankan semuaya demi masa depan mereka tentunya.
     Seperti sekarang, meski nia sudah duduk di semester lima, sekarang nia tetap mencari kesibukan di sela – sela libur panjangnya. Nia memang cewek yang tidak bisa berdiam diri di rumah, dia selalau menyibukkan dirinya. Semua dia lakukan meringankan beban kedua orang tuanya dan membantu menyenangkan adik – adiknya. Tapi nia selalu menikmati kesibukan yang nia lakukan. Bahkan meski teman kerjanya sudah para ibu – ibu rumah tangga, nia tidak malu ataupun sungkan untuk bertanya kala belum mengerti akan pekerjaan yang dia lakukan. Berbagi pengalaman bahkan curahat – curhatan disela – sela waktu istirahat selalu menjadi aktifitas tambahan untuk nia dan teman – teman barunya.
     Bulan Ramadhan  memang menjadi bulan penuh berkah bagi siapapun yang merindukannya. Semua ini sudah di gariskan oleh Allah sang maha Pencipta. Begitupun nia dan mawan, mereka belum sekalipun bertemu selama dua tahun terakhir ini. Hanya pesan singkat yang melepaskan rindu mereka. Entah mengapa mereka tidak bisa melepaskan rindu seperti anak – anak pacaran pada umumnya. Mawan memiliki kesibukan sendiri, begitupun dengan nia. Tapi ketika puasa berjalan hingga ke 16 tepat tanggal 16 dimana hari jadian mereka ke tiga setengah tahun ini mereka memutuskan untuk bertemu. Tapi bukan pertemuan untuk kencan seperti anak pacaran. Mereka janjian di suatu masjid di dekat tempat kerjanya nia. Dan mereka menunggu waktu berbuka bersama di pisahkan oleh bilik yang ada di dalam masjid itu. Belum sempat mereka bertatap muka, hanya lewat sms mawan dan nia berdialog.
    Adzan maghrib telah tiba, mengirimkan sepatah kata ucapan selamat berbuka puasa untuk calon bidadari syurga dan untuk calon pangeran syurga. Untuk mawan dari nia, begitupun sebaliknya. Setelah membatalkan puasa mereka berdua sholat maghrib berjama’ah dengan para musyafir – musyafir yang datang dari luar kota. Setelah berjamaah akhirnya waktu yang di tunggu mereka berdua tiba, mengucapkan salam dan saling tersenyum satu sama lain. Rindu seorang mawan yang sudah lama tidak berjumpa dengan kekasihya nia. Ajakan mawan mengajak nia untuk membeli makanan di rumah makan dekat dengan swalayan, karena mawan tahu kalau seharian nia pasti lelah dan butuh energy untuk tubuhnya. Mereka memutuskan makan bakso jumbo. Ramenya rumah makan itu tidak membuat mawan dan nia menyerah, karena bakso jumbo sudah lama di janjikan oleh mawan untuk nia.
     Menikmati bakso jumbo berdua, dan sambil bercanda serta berbincang – bincang membicarakan seharian aktifitas yang dilakukan nia, begitupun nia yang selalu pengen tahu aktifitas mawan selama membantu ibunya dirumah. Hanya dalam waktu 15 menit mawan dan nia menghabiskan bakso jumbo itu. Sungguh malam yang tak terlupakan bagi mereka berdua. Hanya dalam waktu satu jam mereka melepaskan rindu di malam bulan ramadhan di ramainya kota kecil di banyuwangi. Menjelang isya’ nia memutuskan untuk pulang, begitupun dengan mawan. Mereka ingat kalau nanti pulang terlalu malam pasti mereka tidak bisa mengikuti taraweh. Terukir indah dalam hati nia, selalu merindukan mawan dan selalu ingat kalau orangtuanya belum menyetujui hubungan mereka. Malam ramadhan memang indah untuk siapapun. Sampai suatu hari ketika lebaran kurang lima hari mawan mengajak nia untuk berbuka bersama sekalian menghabiskan waktu sore mereka di kota.
     Akhirnya sepulang nia dari tempat kerja mawan menjemputnya di tempat kerjanya. Mengelilingi kota berdua, mengingat tempat – tempat istimewa dulu waktu nia SMA, mengunjungi warung es doger yang pernah mereka singgahi dulu. Semua mereka lakukan dengan bersama – sama. Indah dan selalu mengharapkan indah di suatu saat. Dalam hati nia selalu berdo’a untuk hubungan dan kelanjutan mereka. Karena nia tahu keputusan orangtuanya untuk melarangnya mungkin ada suatu hal yang tidak nia ketahui dan jelasnya orang tua pasti mengarahkan anak ke pilihan yang terbaik. Meski terkadang banyak anak yang terpaksa menerima keputusan itu. Mawan yang baik, perhatian, sholeh, dan selalu menyayangi keluarganya selalu mencuri hati nia setiap saat. Membuat nia tidak tega untuk mengahiri hubungan mereka demi kedua orangtuanya.
     Pilihan yang berat untuk seorang nia, disamping harus memilih pilihan orang tuanya untuk menjauhi mawan. Nia juga harus memikirkan masa depannya untuk membantu adik – adiknya menempuh pendidikan. Sampai datanglah malam kemenangan dimana umat islam diseluruh dunia mengumandangkan takbir di malam hari raya. Mawan menelfon nia, dan mengumandangkan takbir untuk bidadari syurganya. Senang dan meneteskan air mata di pipi, nia mengumandangkan takbir pula untuk pangeran syurganya. Mereka berdua saling mengumandangkan  takbir. Keesokan paginya waktu sholat ied tiba, nia berangkat ke masjid bersama dengan saudara – saudara dan semua keluarganya. Menjadi tradisi di keluarga nia untuk saling berkumpul di rumah setelah sholat ied. Memaafkan satu sama lain, dan berderinglah hp nia, ucapan maaf lahir bathin dari mawan. Tersenyum dan saling memaafkan meski belum secara langsung.
     Hari raya yang membuat semua orang yang tersayang, kerabat –kerabat yang jauh, dan sanak saudara yang jarang berkumpul kini menjadi satu berkumpul dalam hari yang fitri. Namun, keinginan nia untuk menemui mawan juga sangatlah kuat. Begitupun mawan. Mawan yang sudah lama merindukan nia hanya bisa bertemu dua kali selama ramadhan, itupun sudah sangat meleburkan rasa rindu yang mendalam diantara mereka. Hanya saja, keinginan mawan untuk berkunjung ke rumah nia lebih awal terkubur ketika dia ingat kalau orang tua nia tidak mengijinkan nia dekat dengannya. Itu sebabnya nia mengubur rasa rindunya kepada mawan. Pertemuan indah di dua malam ramadhan, malam dimana hari jadian mereka dan malam ke lima sebelum lebaran tiba, itu tidak akan terlupakan bagi mereka berdua. Semuanya mereka jalani berdua, meskipun di benak mereka berdua masih ada keinginan untuk saling bersama lebih lama.

    Liburan telah usai dan nia harus kembali ke kota untuk menuntut ilmu.
     Hubungan mawan dan nia tetap berjalan tapi ada keganjalan di hati nia yang selalu memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan restu dari sang ayah dan ibu, itu adalah perjuangan nia untuk memasukkan mawan ke dalam keluarganya. Tapi sekarang di benak nia hanya satu, nia berjuang untuk membahagiakan kedua orangtuanya, adik – adiknya dan dirinya sendiri, sampai suatu saat bisa bahagia bersama dengan mawan sang pujaan hati yang menemaninya di setiap waktu. Jika memang mawan itu jodoh untuk nia, maka mereka akan di pertemukan dalam keadaan baik.

Demikian cerpen ini saya tulis, jika ada kesamaan kisah, tempat, atau nama itu hanya kebetulan semata. Semoga bermanfaat, :)
And ingat, cinta itu luar biasa :)

Tulisan Ria_aini
Ramadhan 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar